Wednesday, 17 November 2021
Tuesday, 26 October 2021
Wednesday, 16 October 2019
![]() |
PNG Opposition Leader: Belden Namah, MP |
![]() | |
|
Prime Minister James Marape made these remarks in Parliament on Friday when responding to a series of questions by Opposition Leader Belden Namah on the Government's stance on West Papua's ongoing conflicts and alleged human rights abuses:
"Let me announce to the world, if refugee situations happen, we are Melanesians we are prepared to burn our last toea to accept refugees into our country.
"That is if they come, we are Melanesians our hospitality remains even to our own cost we will take care of them.
"But in the first instance whatever happens on the other side of the border belongs to the Indonesian government, it is their responsibility we can only advise and we can only raise concerns from this side," Mr. Marape said.
Meantime, James Marape further added that PNG will respect Indonesia's sovereignty and not interfere in its affairs.
He said PNG's foreign policy has always been 'Friends to all and enemy to none.'
Mr. Marape said apart from supporting the call during the recent Pacific Islands Forum, for an independent investigation into allegations of human rights abuses, he's personally summoned the Indonesian Ambassador to PNG for a briefing and conveyed his dissatisfaction on the ongoing unrests.
"As far as a responsibility to the greater international neighborhoods that we have, we remitted that concern through the diplomatic channel across the Palace in Jakarta and the Palace has heard our concerns.
"The response we got from Indonesia was that the President is interfacing more with the people in West Papua.
"In fact, he has made one known trip to West Papua since the incident has happened to sit down and start this engagement with the Councils and Chiefs there which is going," Marape told Parliament last Friday.
NBC NEWS- Lyanne Togiba
Thursday, 3 October 2019
![]() |
Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG saat lakukan pengamanan dan patroli di wilayah perbatasan RI-PNG di Skouw. (Foto IST) |
Kapendam Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto, menyebut pelaku penembakan yang terjadi di perbatasan RI-PNG sekitar pukul 06.00 WIT, Selasa (1/10). Diduga pelaku merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Tentara Revolusi West Papua (TRWP) yang dipimpin Mathias Wenda.
"Anggota satgas dan tim gabungan saat itu melakukan pengejaran ke arah suara tembakan. Selain itu anggota juga kerahkan drone untuk mengintai dan ternyata terlihat dua orang lari ke arah Wutung, Papua Nugini (PNG), salah satunya membawa pucuk senjata jenis M16," kata Eko, Rabu, (2/10).
Eko menjelaskan, setelah lari ke arah Wutung PNG, dua orang TRWP itu langsung bersembunyi di sebuah gubuk, namun anggota tak dapat melanjutkan pengejaran karena sudah melewati batas negara PNG.
"Saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan aparat PNG dan kami menunggu dari pihak PNG apakah nanti (tim) gabungan atau dari PNG sendiri yang akan menindaklanjuti laporan dari kami ini," ujar Eko.
Eko juga mengatakan, akibat kejadian itu saat ini akses di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw antara RI dengan PNG ditutup sementara untuk mencegah aksi susulan. "Anggota di Kotis Skouw sedang perkuat penjagaan untuk mengantisipasi gerakan susulan dari kelompok itu,” tutur Eko. (Liza)
![]() |
Pintu lintas batas di perbatasan RI-Papua New Guinea akan kembali dibuka pada Kamis 3 Oktober 2019 besok. Foto pasukan saat memeriksa warga yang melintas perbatasan/iNews TV/Edy S |
“Besok pintu lintas batas sudah bisa dibuka bagi masyarakat yang akan melakukan aktivitas di wilayah perbatasan RI-PNG (Skouw),” kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (2/10/2019).
Kapendam menerangkan, saat ini suasana di perbatasan sudah aman dan kondusif tetapi anggota Satgas Pamtas RI-PNG masih diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan dari kelompok KKSB di wilayah perbatasan RI-PNG.
Baca Juga:
- Terdengar 3 Tembakan di Wilayah Perbatasan RI - PNG, Seorang Anggota TNI Dilaporkan Terluka
- NU Papua Minta Kerusuhan Wamena Tidak Dikaitkan dengan SARA
"Langkah yang sudah diambil adalah koordinasi dengan Aparat Keamanan PNG untuk membantu penyisiran di wilayah PNG," timpal Kapendam.
Menurut Kapendam, sebelumnya terjadinya aksi gangguan berupa tembakan sebanyak 3 kali dari arah Bak Air sebelah timur Kantor Pos Lintas Batas Negara (PLBN) tepatnya di Pagar Perbatasan yang diduga dilakukan oleh kelompok Tentara Revolusi West Papua (TRWP) Pimpinan Mathias Wenda (Panglima TRWP) pada Selasa, 1 September 2019 kemarin.
Sementara Wakil Wali Kota Jayapura H Rustan Saru, pada Rabu (2/10/2019) melakukan peninjauan secara langsung dengan mengunjungi pos lintas batas RI-PNG yang merupakan daerah netral, dalam rangka memastikan bahwa situasi dan kondisi di perbatasan dalam keadaan aman dan kondusif.
"Saya berharap jika ada warga yang ingin berkunjung ke perbatasan RI-PNG tidak usah merasa takut karena kondisi sudah aman dan ada aparat TNI yang akan mengamankan dan menjaga perbatasan. Dimana pintu perlintasan perbatasan RI-PNG yang semula ditutup akan dibuka besok, sehingga setiap warga Indonesia dan Papua New Guinea yang ingin melintas batas silahkan datang, dan dijamin tidak ada gangguan keamanan serta betul-betul kondusif. Saya mengimbau kepada masyarakat jangan percaya oleh isu yang tidak jelas atau Hoax,” pungkas Wakil Wali Kota.
(sms)
![]() |
Sebanyak 142 Pasukan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 713/ Satya Tama hari ini menerima kenaikan Pangkat. Foto iNews TV/Edy S |
Perwira menengah yang naik pangkat adalah Komandan Satgas 713/ Satya Tama, Letkol Inf Dony Gredinand.
Danrem 133/Nani Wartabone, Kol CZI Arnold AP Ritiauw hadir langsung dan memberikan kenaikan pangkat kepada jajarannya di perbatasan Negara Republik Indonesia - Papua New Guinea tersebut.
Baca Juga:
Terdengar 3 Tembakan di Wilayah Perbatasan RI - PNG, Seorang Anggota TNI Dilaporkan Terluka
NU Papua Minta Kerusuhan Wamena Tidak Dikaitkan dengan SARA
"Saya hadir kesini menepati janji. Saya katakan kepada mereka, jika naik pangkat nanti saya akan datang yang memberikan kenaikan pangkat itu, dan ini saya tepati," kata Danrem.
Ditegaskan, kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi adalah prestasi. Tidak semua personel di bawah Korem 133/Nani Wartabobe menerima kenaikan pangkat.
"Ini sebetulnya saya ajukan lebih dari ini yang naik pangkat, termasuk yang ada di sana, namun karena ada yang tidak memenuhi syarat maka tidak semua naik pangkat. Ini adalah prestasi, kinerja dan hak kalian untuk naik pangkat sesuai ketentuan. Saya ucapkan selamat dan teruskan mengabdi yang terbaik," kata Danrem di depan ratusan anak buahnya di Pos Kotis Pamtas Yonif 713/ST, Skouw Kota Jayapura.
Danyon 713/ST Letkol Inf Dony Gredinand mengatakan, mengaku senang dengan kenaikan pangkatnya menjadi letnan kolonel, setingkat lebih tinggi setelah Mayor. Termasuk seluruh anak buahnya di perbatasan negara yang naik pangkat.
"Naik pangkat berarti tugas semakin berat. Jadi kita berkomitmen akan memberikan pengabdian yang terbaik kepada bangsa dan negara, dalam tugas kami di perbatasan," timpalnya.
Wakil Wali Kota Jayapura H Rustan Saru yang turut hadir dalam acara syukuran kenaikan pangkat prajurit Satgas Pamtas Yonif 713/ST, mengucakan selamat dan meminta pengabdian terbaik di wilayah perbatasan.
"Saya harapkan selain menjaga kedaulatan negara di perbatasan, Satgas juga mempu mengembangkan kesejahteraan melalui perekonomian warga diperbatasan. Tentunya kerjasama dengan Pemerintah Kota Jayapura," ungkapnya.
Dijelaskan, dana yang telah diberikan dan akan diberikan kembali kepada distrik-distrik di Kota Jayapura cukup besar. Yakni sekitar Rp100 miliar dalam setahun. Sehingga peran Satgas untuk mendampingi pihak kampung penting dilakukan.
"Penting supaya tepat sasaran. Maka kami harap adanya peran Satgas dalam membantu kami pemerintah," ujarnya.
Selain memberikan kenaikan pangkat, Danrem 133/Nani Wartabone juga melakukan kunjungan ke perbatasan Negara, lokasi penugasan jajarannya, Yonif 713/ST.
(sms)
Wednesday, 2 October 2019
"Tembakan hanya boleh wilayah kita. Balas tembakan masih boleh, karena sifatnya pembelaan diri tapi tidak boleh dikejar," kata Jenderal Budiman saat ditanya tentang penembakan di perbatasan Papua dan Papua Nugini.
Hal itu dikatakan dia di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014). Menurut KSAD, saat ini potensi keributan di perbatasan dari Papua dan perbatasan lainnya diawasi dengan ketat
"Kalau mereka masuk kemudian dia bersenjata lalu kita kejar, nggak masalah. Kemarin Pangdam meminta Panglima TNI untuk berkoordinasi, karena kemarin dia tembak di luar perbatasan, kita nggak bisa masuk ke wilayah itu," imbuh KSAD.
Sedangkan untuk kasus penembakan di perbatasan RI di Wutung pada Sabtu (5/4/2014) lalu, KSAD mengatakan Indonesia juga memakai jalur diplomatik.
"Pencarian pelaku masih kita komunikasikan secara diplomatik. Kita minta Panglima TNI untuk koordinasi dengan Kemenlu untuk masalah ini," tandas dia.
Kerusuhan di perbatasan Papua di Wutung dengan Papua Nugini terjadi di titik nol batas Tugu Perbatasan. Aksi tersebut terjadi pada pukul 06.00 WIT oleh sekitar 30 orang kelompok Mathias Wenda dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM melakukan aksi penembakan, pembakaran ban bekas hingga penurunan bendera Merah Putih dan pengibaran bendera bintang kejora.
Saat itu beberapa orang wartawan dari Jayapura akan melakukan perjalanan ke Vanimo (ibu kota Provinsi Sandoun, PNG) untuk meliput pelaksanaan Pemilu RI di negara tetangga tersebut.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol ARH Rikas Hidayatullah kepada detikcom, Sabtu (5/4/2014), membenarkan terjadinya aksi tersebut yang disebutnya merupakan provokasi.
"Kelompok GSP/B OPM berumlah 30 orang menurunkan Bendera Merah Putih di Pos Sekow Lintas Batas RI-PNG, kemudian mereka menaikkan bendera bintang kejora, membakar papan reklame," kata Rikas.
Kemudian pada pukul 09.30 WIT terjadi penembakan ke arah mercusuar atau tower perbatasan yang mengenai kaca tower tersebut. "Serpihan kaca melukai Serma Tugino, anggota unit intel Kodim 1701/JYP di bagian kepala, Kapolres kena serpihan kaca, anggota polisi tertembak di kaki," ungkap dia.
Sedangkan untuk penamanan Pemilu 2014 di Papua, TNI akan melakukan penjagaan 50 meter dari Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Untuk pengamanan kepolisian dan petugasnya, kita berjarak 50 meter dari tempat itu (TPS), harus pada posisi perkiraan timbul kerusuhan dan konflik," tuturnya.
Tuesday, 1 October 2019
![]() |
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 713/Satya Tama, memberlakukan siaga satu dan menutup akses di perbatasan RI - PNG. (Foto:iNews TV/Edy Siswanto) |
Untuk pelaku, diduga adalah Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata yang beroperasi di wilayah perbatasan negara. Kelompok ini bersembunyi dan melakukan kegiatan di negara tetangga PNG.
PascaTeror itu, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 713/Satya Tama, memberlakukan siaga satu. Sebelummya, Lettu Inf Sulaiman, Danki Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713 dikabarkan terkena Rekolset tembakan lawan di tangan kiri.
"Kita siaga, ya kita antisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan. Kita kawal kedaulatan perbatasan kita," kata Dansatgas Yonif 713/ST, Mayor Inf Dony Gredinand seperti dikutip dari Sindonews.com, Rabu (2/10/2019).
Terkait penutupan wilayah perbatasan, Dony menyebut agar warga tidak memasuki wilayah Tapal Batas hingga dinyatakan aman.
"Jangan sampai mereka masuk lantas pas selfy - selfy ada peristiwa. Kita antisipasi, jangan sampai ancaman mereka ke warga sipil terjadi di sini," ucapnya.
Diakui Dony, setelah teror tembakan pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WIT, pihaknya membentuk dua tim untuk menyisir disekitar suara tembakan. Tidak ada proyektil peluru ditemukan, pun bekas tembakan pada Gedung PLBN (Pos Lintas Batas Negara). "Semua aman. Tidak ada proyektil yang kita temukan. Pelaku kabur ke arah PNG," timpalnya.
Dikatakan, peristiwa tersebut mirip dengan peristiwa serupa ditahun 2014. Teror lalu kabur ke PNG. Namun demikian pihaknya tetap memperketat penjagaan diwilayah perbatasan. "Kayak tahun 2014 lalu. Kita antisipasi saja," kata dia.*
Sumber : Sindonews / Editor : DNJ
![]() |
Situasi perbatasan RI - PNG tepatnya di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, memanas. (Ilustrasi/Dok/SINDOnews) |
Informasi dihimpun, dalam kejadian tersebut, Lettu Inf Sulaiman (Danki Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713) terkena Rekolset tembakan lawan di tangan kiri. Saat ini korban rencananya akan dievakuasi ke RS Marten Indey.
Aparat Keamanan dari TNI, Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 713/Satya Tama (ST) yang bertugas di daerah itu mendengar bunyi tembakan tiga kali sekitar pukul 06.45 WIT.
"Benar adanya suara tembakan. Tapi saya tegaskan ini bukan penembakan, tapi suara tembakan yang berbunyi tiga kali dari arah penampungan bak air, di sekitar perbatasan," kata Perwira Penerangan Yonif 713/ST, Letda Arm Jeckson Siallagan.
Jeckson menjelaskan, posisi bak penampungan air ke pos penjagaan Satgas berjarak 250 meter. Setelah terdengar tembakan, langsung dilakukan penyisiran. Tim yang menyisir dibagi menjadi dua, yakni ke arah pagar perbatasan dan tim lainnya ke arah belakang pos polisi.
"Pasca-kejadian ini, kami meningkatkan pengamanan menjadi Siaga 1, untuk antisipasi keamanan," ujarnya.
Tim 1 DPP lettu Inf Aji Satrio utomo (Pasi ops Satgas) dengan jumlah 11 personel melaksanakan penyisiran ke arah PLBN Skouw arah pagar perbatasan. Tim 2 DPP letda Inf Jekson Sialaggan, berjumlah 13 personel menyisir ke arah Belang Pospol.
(zys)
Source: SindoNews
![]() |
Anggota TNI Melakukan Patroli di Perbatasan |
Perwira Penerangan Yonif 713/ST, Letda Arm Jeckson Siallagan mengatakan, aparat Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 713/Satya Tama (ST) yang menjaga daerah itu mendengar bunyi tembakan tiga kali dari arah bak penampungan air. Kejadiannya sekitar pukul 06.45 WIT tadi.
“Benar adanya suara tembakan. Saya tegaskan ini bukan penembakan, tapi suara tembakan yang berbunyi tiga kali dari arah penampungan bak air, di sekitar perbatasan,” kata Jeckson, Selasa (1/10/2019).
Jarak bak penampungan air ke pos penjagaan Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG berjarak 250 meter. Usai terdengar tembakan, tim melakukan penyisiran. Tim yang dibagi menjadi dua menyisir ke arah pagar perbatasan dan tim lainnya ke arah belakang pos polisi.
“Pascakejadian ini, kami meningkatkan pengamanan menjadi siaga 1 untuk mengantisipasi keamanan,” ujarnya.
Tim yang diturunkan melakukan penyisiran pascaterdengar suara tembakan sebanyak 25 orang. Tim 1 sebanyak 11 orang dipimpin oleh Pasi Ops Satgas, Lettu Inf Aji Satrio Utomo dan menyisir ke arah PLBN Skouw arah pagar perbatasan. Sementara Tim 2 sebanyak 13 orang di bawah pimpinan Letda Inf Jekson Siallagan, menyisir ke arah belakang Pospol.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, Lettu Inf Sulaiman yang terkena rekolset saat tembakan tersebut dievakuasi ke Rumah Sakit Marthen Indey di Kota Jayapura.
Saturday, 27 July 2019
JAKARTA - Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono melepas keberangkatan Personel Yonif Raider 300/BJW yang akan melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan RI-PNG di Papua.
Hal tersebut disampaikan Kapendam III/ Siliwangi Kolonel Inf FX Sri Wellyanto Kasih dalam keterangannya di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (27/7/2019).
Dikatakan Kapendam, Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW yang dipimpin Dansatgas Mayor Inf Ary Sutrisno, akan melaksanakan tugas pengamanan perbatasan selama lebih kurang sembilan bulan menggantikan Satgas Pamtas terdahulu Yonif 126 dari Kodam I/Bukit Barisan yang telah selesai melaksanakan tugas Pamtas.
"Pangdam mengatakan, keberangkatan Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW ke perbatasan RI -PNG di antaranya untuk menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di perbatasan dari segala bentuk ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar negeri karena wilayah perbatasan merupakan beranda depan NKRI," ujar lulusan Akmil 1996 yang akrab disapa Welly ini.
Mengutip penekanan Pangdam, Welly menyampaikan bahwa setiap komandan dalam Satgas ini memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar, oleh karena itu harus dapat memimpin dan membawa anggotanya dengan baik agar pada pelaksanaannya dapat memimpin dan melaksanakan tugas dengan baik pula.
"Agar dapat memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing, prajurit Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW agar memahami tugas dan yakinkan tugas yang diberikan dapat dimengerti dengan jelas, " tutur Welly mempertegas penyampaian Pangdam.
Usai dilepas, imbuh Welly, seluruh personel Satgas Pamtas Yonif Raider 300/BJW diberikan waktu untuk bertemu dengan keluarga masing-masing sebelum memasuki kapal untuk persiapan melaksanakan perjalan tugas ke Papua.
Dengan menggunakan Kapal KRI Banda Aceh dari Pelabuhan Kolinlamil, Tanjung Priok, diperkirakan menempuh waktu perjalanan laut selama dua minggu. "Selanjutnya setelah tiba di Papua, personel Yonif Raider 300/BJW akan melaksanakan serah terima tugas dan tanggung jawab pengamanan perbatasan di Sektor Utara," ujar Welly.
(maf)
Source: https://nasional.sindonews.com/
Tuesday, 5 February 2019
tirto.id - Vanuatu punya peran penting mengangkat isu pemerdekaan Papua di forum tingkat dunia. Tapi, tidak selamanya ia dan rekan-rekan sesama anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) melakukan hal serupa. Kondisi politik domestik dan intervensi Indonesia di kawasan Pasifik turut mempengaruhi sikap mereka.
Tak lama setelah Vanuatu merdeka pada 1980, perdana menteri pertama Vanuatu, Walter Hadye Lini, menyampaikan bahwa Vanuatu takkan sepenuhnya merdeka sampai seluruh Melanesia terbebas dari kolonialisme. Semangat anti-kolonialisme itu juga dibalut "The Melanesian Way" yang digagas filsuf kelahiran Papua New Guinea (PNG) bernama Bernard Narokobi pada 1970-an. Bagi Narokobi, Melanesia mencakup wilayah Papua (di Indonesia), PNG, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Kaledonia Baru, dan Fiji. Gagasan itu dia tulis dalam serangkaian artikel di surat kabar PNG, tetangga paling timur Indonesia itu merdeka pada 1975. Semangatnya adalah kebangkitan Melanesia yang telah lama dijajah Eropa serta mendukung pembentukan negara-negara baru di kawasan Melanesia.
Pemimpin Vanuatu, PNG, dan Kepulauan Solomon bertemu di Goroka, PNG pada 1986. Perwakilan organisasi pendukung pemerdekaan Kaledonia Baru yang tergabung dalam Front de Libération Nationale Kanake et Socialiste (FLNKS) juga turut hadir. Baca juga: Vanuatu, "si Kecil" Pendukung Pemerdekaan Papua Empat unsur tersebut sepakat membentuk kaukus MSG dan menyetujui pentingnya negara-negara Melanesia untuk bersolidaritas demi memperjuangkan kepentingan bersama, termasuk mendukung FLNKS. Sementara itu, "Melanesian Way" juga berpengaruh di Papua.
Pada 1978, antropolog Arnold Ap membentuk grup musik Mambesak yang menyuarakan aspirasi Melanesia orang Papua sebagai bentuk perlawanan terhadap Indonesia. Ap dibunuh Kopassandha (kini Kopassus) pada 1984. Lalu, Thomas Wanggai memproklamasikan "Melanesia Barat" pada 1988. Atas perbuatannya, Wanggai dipenjara. PNG, Vanuatu, dan Kepulauan Solomon menandatangani Prinsip Kerja Sama Antar Negara Merdeka Melanesia pada 1988. Kesepakatan ini menandai terbentuknya MSG. Setahun berikutnya, FLNKS resmi menjadi anggota MSG, disusul kemudian oleh Fiji pada 1996. Lantas, bagaimana posisi Papua di MSG?
Empat unsur tersebut sepakat membentuk kaukus MSG dan menyetujui pentingnya negara-negara Melanesia untuk bersolidaritas demi memperjuangkan kepentingan bersama, termasuk mendukung FLNKS.Semakin ke Sini, Indonesia Diuntungkan Menurut analisis Stephanie Lawson dalam "West Papua, Indonesia and the Melanesian Spearhead Group" (2016) yang dimuat di Australian Journal of International Affairs, dengan menjadikan FLNKS sebagai anggota, MSG menempuh jalan yang berbeda via Pacific Islands Forum (PIF), organisasi penghimpun negara-negara di Lautan Pasifik. Hanya negara merdeka yang boleh jadi anggota PIF. Sedangkan FLNKS, aktor politik non-negara yang memperjuangkan pemerdekaan, jadi anggota MSG.
Baca selengkapnya di artikel "Siapa Kawan dan Lawan Indonesia di Melanesia Soal Papua Merdeka?", https://tirto.id/df4R
Friday, 3 February 2017
Thursday, 20 October 2016
from WordPress http://ift.tt/2ejXfsv
via IFTTT
Monday, 17 October 2016
from WordPress http://ift.tt/2e9QiIw
via IFTTT
from WordPress http://ift.tt/2ejf1bP
via IFTTT
Thursday, 13 October 2016
from WordPress http://ift.tt/2e3f63W
via IFTTT
Sunday, 2 October 2016
from WordPress http://ift.tt/2cJwsWC
via IFTTT
Thursday, 15 September 2016
from WordPress http://ift.tt/2csJbuA
via IFTTT
Monday, 22 August 2016
from WordPress http://ift.tt/2bauv03
via IFTTT